Masa Inkubasi Virus Corona Bisa Lebih Lama
Sejak pandemi virus corona merebak kali pertama, para ahli mengungkap masa inkubasi virus ini rata-rata berlangsung selama lima hari. Baru-baru sebuah studi mengungkapkan masa inkubasi virus corona ini mungkin bisa lebih lama dari yang diperkirakan selama ini. Penelitian ini melibatkan orang-orang dari Wuhan, China, kota di mana tempat virus ini pertama kali terdeteksi, seperti dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Senin (10/8/2020).
Sementara itu, secara umum kebijakan otoritas kesehatan menyatakan masa inkubasi dari lima hari kemudian meningkat menjadi maksimum sekitar 14 hari atau dua minggu. Baca juga: Mungkinkah Beberapa Orang Punya Perlindungan terhadap Virus Corona? Hal itu diungkapkan para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, US National Institute of Allergy dan Infectious Diseases and Peking University. "Katakanlah nilai rata-rata (inkubasi) bisa lebih tinggi," kata peneliti. Dalam studi yang dilakukan, para peneliti menggunakan pemodelan probabilitas dan data klinis lebih dari 1.000 pasien Covid-19 yang meninggalkan Wuhan sebelum kota ini di lockdown pada 23 Januari 2020.
Para peneliti menemukan waktu inkubasi rata-rata adalah 8,29 hari, sedangkan nilai mediannya adalah 7,76 hari. "Pengetahuan yang tepat tentang masa inkubasi akan membantu memberikan masa karantina yang optimal untuk tujuan pengendalian penyakit," kata peneliti. Selain itu, studi ini sangat penting dalam penyelidikan mekanisme penularan dan pengembangan pengobatan dari penyakit Covid-19 yang telah menginfeksi lebih dari 19 juta orang di seluruh dunia.
Penelitian yang diterbitkan pada pekan lalu di jurnal American Science Advances ini mendukung pemikiran bahwa masa inkubasi dari kebanyakan pasien tidak lebih dari 14 hari. Diperkirakan 10 persen orang mungkin mengembangkan gejala sakit lebih dari dua minggu setelah terinfeksi virus corona.
Kondisi ini, menurut laporan tersebut, akan menjadi masalah kesehatan masyarakat sehubungan dengan periode karantina. Meskipun, peneliti menambahkan, bahwa keterbatasan penelitian ini dapat memengaruhi perkiraan. Temuan ini, kata peneliti, didasarkan pada kasus dari awal taphun, dan kemungkinan tidak berlaku untuk kasus selanjutnya, jika virus corona, SARS-CoV-2 ini telah bermutasi.
Hasil studi ini juga didasarkan pada model probabilitas yang menghindari "recall bias" dan ketidakakuratan lainnya yang mungkin terjadi saat mengumpulkan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data riwayat perjalanan dan gejala awal dari kasus Covid-19 yang dikonfirmasi meninggalkan Wuhan antara tanggal 19-23 Januari. Dengan memahami masa inkubasi virus corona ini dapat membantu pihak berwenang membuat rencana pengendalian penyakit. Sebab, orang dapat menularkan virus sebelum mereka menunjukkan gejala.
PRAKTEK